Suatu ketika
ada seorang murid yang bernama Ali yang sangat rajin dan mempunyai perlengkapan
sekolah yang lengkap. Perlengkapan anak tersebut ada berbagai macam, tetapi ada
3 buah perlengkapan yang bersahabat dan tak terpisahkan karena mereka semua
saling membutuhkan. Mereka adalah pensil, rautan, dan penghapus.
Pada suatu hari Ali sedang belajar
dengan menggunakan pensil, rautan, dan penghapus kesayangannya, pensil tersebut
dinamai si pen, rautan dinamai tan, dan Penghapus dinamai pus. Saat itu karena
sudah malam Ali sampai ketiduran dengan memegang Si pen. Hal tersebut membuat
tan dan pus cemburu kenapa hanya si pen yang kelihatannya sangat disayang oleh
tuannya. Obrolan pun terjadi
Tan:
pus...pus bangun pus
Pus: hoaam..
iya tan kenapa
Tan: tuh
liat pus si pen kelihatan sangat disayang oleh tuan kita ya, sampai-sampai
tidur saja dia tetap di pegang, jadi iri aku ini pus.
Pus: aduh
tan kenapa si kamu harus iri, kita juga disayang kok, tetapi dengan cara yang
berbeda saja
Tan: ah kamu
juga iri kan, jangan sok bijak gitu deh
Pus: ya
tidak lah, kenapa juga aku harus iri, kan aku juga disayang juga sama tuan
kita.
Saat itu tan
sangat iri dengan si pen dan pen pun terbangun karena mendengar obrolan mereka
ber-2
Si pen:
hoaam... eh kalian, kalian kenapa ada disini?
Tan: kenapa
kalau kami disini? Emang ada yang melarang?
Si pen: ya
tidak si, tapi aneh saja kalian kan tidak dibutuhkan oleh tuan kita, kan hanya
aku yang paling disayang dan dibutuhkan sama tuanku.
Pus: huss
pen, ngga boleh ngomong gitu. Kita semua kan sama-sama disayang jadi jangan
begitu dong pen.
(tan sangat
marah dengan kejadian tersebut dan menyimpan dendam dengan si pen)
Esok hari telah tiba, saatnya Ali
berangkat sekolah lagi. Saat sedang pelajaran menulis Ali mengeluarkan ke-3
perlengkapan kesayangannya yaitu si pen, tan, dan pus. Ali menulis dengan
semangatnya menggunakan si pen, karena terlalu semangat si pen malah patah,
saat itu tan malah menghilang dan tidak mau menolong si pen karena dendamnya.
Kejadian tersebut membuat si pen menangis sedih dan menyesali perbuatannya. Pus
yang melihat kejadian itu membuat pus mempunyai ide untuk membujuk tan. Pus
lalu mencari tan dan memberi nasihat kepada tan agar membuang sifat dendamnya
tersebut karena sifat dendam tidak ada gunanya sama sekali malahan bisa
mengakibatkan kita dibenci oleh orang lain. Akhirnya tan mau menuruti pus dan
bertemu si pen. Setelah mereka bertiga bertemu si pen langsung meminta maaf
kepada tan dan pus, mereka ber-3 akhirnya baikan lagi dan berpelukan setelah saling
memaafkan.
Penulis:
Andity