Sunday, October 25, 2020

Puisi New Normal Tentang Pemimpin Yang Tak Adil

 Pemimpin Yang Tak Adil


Diamku bisu
Aku marah padamu
Perlakuanmu batu
Kaupikir aku bawahanmu

Sok tegas menyuruh ini itu
Tapi tak melihat keadaanku
Aku juga manusia
Punya rasa

Brengsek, diperlakukan seperti babu
Pengertian
HAHA, mungkin kau tak punya itu
Sial, apakah nasibku

Tugas kita di dunia ini sama
Tapi kenapa kau seperti raja
Raja yang maha kuasa
Yang tak memikirkan rakyatnya
Rakyatmu manusia bung!!!
Punya hati, punya rasa

Egomu tinggi
Awas tertabrak matahari
Ingat kamu hanya manusia
Yang nantinya juga kembali ke alam sana
Dengan ditanya
Bagaimana kamu memperlakukan manusia
Dengan memanusiakannya
Atau merendahkannya

Thursday, October 15, 2020

Puisi Pendek Banyak Makna

 Hiduplah Seperti Kursi


Hiduplah seperti kursi

Tetap tegak berdiri

Walau tekanan menghampiri

Kuat sendiri


Hiduplah seperti kursi

Dia bisa membuatmu tinggi

Tapi dia tetap dibawah

Tanpa menyombongkan diri


Hiduplah seperti kursi

Ditopang banyak kaki

Tetapi saling menyeimbangkan

Mereka tak saling mendahului


Makna puisi diatas yaitu:

Bait apertama==>hidup harus tetap kuat tanpa menyerah walaupun banyak beban dan masalah

Bait akedua==>jangan menyombongkan diri apabila bisa membuat oranglain sukses karena kita

Bait Ketiga==>manusia makhluk sosial, jangan bertengkar, persaingan harus sportif

Sunday, October 11, 2020

Puisi Dengan Tema Harga Diri Seorang Perempuan

 Harga Diri Harga Mati


Aku punya harga diri
Tapi kujual pada lelaki
Lalu aku mati?
Belum...
Kamu tak mati tapi dirimu tak berharga lagi
Seperti sebuah baju yang terkena noda
Kamu tak suci

Harga diri harga mati
Harga diri cuma satu
Berkilau layaknya berlian
Mahal harganya
Banyak yang meliriknya
Hati-hati mereka bisa mencurinya
Yang tak kuat mempertahankan
Mereka tenggelam
Dalam kegelapan dunia
Kesenangan semata katanya
GILA


Harga diri harga mati
Harga diri cuma satu

Mahar harganya

Ijab qobul syaratnya

Agar halal nantinya

Harga diri harga mati
Harga diri jagalah sampai mati
Jangan kamu jual pada nafsumu
Ingat, itu hanya satu
Pertahankan atau mati

Puisi Untuk Ibu Yang Berjudul Hujan Membasahimu

Hujan Membasahimu


Kala itu udara begitu dingin

Mentari masih meringkuk disana

Kamu terbangun dari tidurmu

Membasuh muka lalu memakai mukena

Menunggu adzan dikumandangkan sambil berdoa

Meminta agar dicukupkan rezekinya

Untuk makan anak-anaknya


Kokok ayam berbunyi

Tanda bel berangkat buatmu

Siap tancap gas banting tulang sampai lemas

Kamu begitu kuat

Superheroku

Srikandi dunia nyata

Tubuhmu kuat bagai baja

Tak bergeming melawan segala cuaca


Ibu..

Kau wanita terkuat yang kukenal

Terimakasih ibu telah memperjuangkanku

Maafkan aku yang selalu merepotkanmu


Monday, October 5, 2020

Puisi tentang RUU Cipta Kerja

 Wakil Rakyat Katanya


Negeri Indonesia

Dia Kaya

Tapi hanya untuk mereka

Mereka yang berkuasa


Antek antek kolonial dimana-mana

Menjajah rakyat jelata

Pemimpin sesungguhnya ada dimana? 

Keadilan dimana letaknya? 

Melihat tingkah laku para penguasa

Penggila kursi semata

Yang katanya wakil rakyat jelata

Tapi hasil putusannya 

Seperti semaunya


Wakil rakyat katanya

Tapi tak mementingkan rakyatnya

Berdalih untuk kebaikan Indonesia

Tapi seakan mencekik rakyatnya

Mereka bersama

Untuk kepentingan investor semata

Keadilan? 

Apa maknanya, apa artinya

Merdeka? 

Seperti kelihatannya

Merdeka statusnya

Tapi rakyatnya menderita

Mereka membunuh perlahan

Bukan penjajah, tapi rakyatnya

Politik semakin lancip ke bawah

Mencekik rakyat jelata

Memakmurkan penguasa


Berbeda beda tetapi tetap satu jua

PANCASILA

Yang kaya makin kaya yang miskin menderita

INDONESIA