Thursday, October 9, 2014

Cerpen



“Taubat”
            Pada suatu hari di desa Pangandaran ada seorang anak yang berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Anak itu bernama Bramono dan biasa dipanggil dengan nama Bram. Dia sekarang sekolah di SMA favorit di kabupatennya yaitu di SMA N 1 Kajibong. Dia sekarang kelas XI dan mengambil jurusan ipa. Sekolah itu sangat terkenal akan anak-anaknya yang pintar-pintar, termasuk Bram, dia terkenal dengan kepandaiannya, bahkan dia sampai pernah ranking 3 paralel se-sekolahan waktu kelas X.
            Di sekolahan, Bram mempunyai banyak sekali sahabat. Diantara sahabat-sahabat Bram ada 3 orang sahabat setianya yaitu Jaka, Fajar, dan Ganjar. Bram, Jaka, Fajar, dan Ganjar sering disebut oleh teman-teman mereka dengan sebutan “4 sejoli”. 4 sejoli ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Jaka, dia adalah anak seorang ustadz yang terkenal di kampungnya. Fajar, dia adalah anak dari seorang petani. Dan yang terakhir Ganjar, dia adalah anak dari seorang Guru. Akan tetapi sahabat yang paling dekat dengan Bram adalah Ganjar, karena dia adalah sahabat Bram sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
             Bram sedang duduk sendirian dengan wajah sedih di depan kelas lalu Jaka menghampirinya. Jaka menanyai Bram mengapa dia sedih. Ternyata Bram bersedih karena seorang cewe. Dia bersedih karena belum dapat memilikinya(menjadi pacarnya). Lalu Jaka menasihati Bram supaya tidak bersedih lagi dan akhirnya Bram mulai tidak memikirkan hal itu. Setelah itu mereka berdua bertemu dengan Ganjar dan Fajar. Jaka berbisik-bisik kepada Ganjar dan Fajar tentang masalah yang sedang dialami Bram. Jaka, Ganjar, dan Fajar lalu mengajak Bram ke sebuah tempat di belakang sekolah mereka dan mereka bertiga berusaha terus menghibur Bram supaya tidak bersedih lagi.
            Waktu terus berjalan, tetapi Bram masih kelihatan sedih.. ketiga sahabatnya lalu menghampirinya dan menasihatinya lagi, dengan nasihat,”Bram, kalau kamu benar-benar suka, sayang dan cinta ke cewe itu kenapa tidak mengungkapkannya saja. Jangan kaya gini sedih mulu, kami sebagai sahabatmu tidak ingin sahabat yang kami sayangi setiap hari kerjaannya cuman bengngong dan bersedih mulu gara-gara seorang cewe.” Lalu Bram menjawab,”iya bener juga apa kata kalian, oke mulai sekarang aku mencoba mendekati cewe itu dan berusaha mengungkapkan perasaanku ini.” Mereka ber-3 menjawab,”nah gitu dong, itu baru Bram yang kami kenal, Bram yang penuh dengan semangat.”
            Bram mulai mendekati gadis pujaannya. Gadis itu bernama Tari. Tari dengan penampilannya yang sederhana, dan kecantikan yang begitu alami tanpa polesan itu membuat hati Bram berbunga-bunga sampai-sampai sewaktu Bram berada di dekat Tari, jantungnya sampai berdegup begitu kencangnya. Bram terus mencari tahu siapa Tari dan bagaimana kepribadiannya. Setelah Bram tahu kepribadian Tari yang baik hati, sopan, dan perhatian itu membuat Bram menjadi lebih tergila-gila pada Tari. Bram terus mendekatinya. Tari mulai menyadari bahwa orang yang bernama Bram itu sangat baik padanya dan perhatian pula. Semakin hari hubungan mereka berdua semakin erat.
            Pada saat hari special Tari yaitu hari ulang tahunnya, Bram sengaja kelihatan tidak tahu dan tidak peduli tentang hari ulang tahun orang yang dicintainya. Padahal Bram sangatlah tahu dan tidak akan pernah lupa akan hari itu. Tari kelihatan begitu murung. Ia mengharapkan pada hari yang special itu akan ada hal special yang terjadi. Harapan Tari tidak sia-sia, Bram sudah merencanakkan sesuatu yang sangat special yaitu kado ulang tahun dan sekaligus ungkapan perasaan Bram kepada Tari yang terdapat didalam kado tersebut.  Sepulang sekolah Bram menyuruh Tari supaya menungguinya selesai ekstra. Setelah itu lalu Bram memberikan kado special itu dan mengajak Tari pulang bareng. Tari kelihatan sangat bahagia. Apalagi setelah Tari membuka kedo itu Tari membaca ungkapan hati Bram sembari tersenyum malu.
            Keesokan harinya Tari menemui Bram dan memberi jawaban ungkapan hati dari Bram. Akhirnya Bram dapat memiliki Tari(Tari menerima cintanya Bram dan mau menjadi pacarnya). Bram kelihatan sangat bahagia lalu Bram memberitahukan hal ini kepada ketiga sahabatnya. Ketiga sahabatnya juga kelihatan sangat bahagia, karena bila Bram sudah mendapatkan Tari berarti Bram tidak sedih lagi. Setelah kejadian itu terjadi hubungan Tari dan Bram begitu sangat mesra sampai akhirnya setelah 4 bulan hubungan mereka diakhiri oleh Tari tanpa alasan yang jelas. Bram begitu frustasi dan sangat-sangat bersedih karena hal itu. Bram kembali menghampiri ketiga sahabatnya dan curhat akan hal itu. Ketiga sahabatnya menyarankan Bram untuk tidak memikirkan Tari lagi dengan alasan mengapa memikirkan orang yang sudah menelantarkan kita dengan begitu gampangnya, tanpa alasan yang jelas.
            Bram menerima saran ketiga sahabatnya, tetapi Bram melakukan hal yang salah untuk mencoba melupakan Tari. Sejak kejadian itu Bram malah bergaul dengan anak-anak brandalan yang tiap harinya bermabok-mabokan dan dugem ke diskotik. Bram terpengaruh anak-anak itu dan menjadi anak pemabok dan sering dugem. Sampai-sampai Bram pernah dimarahi oleh orang tuanya gara-gara dia pergi tidak pamitan dan pulang jam 4 pagi. Bram pulang sampai jam segitu karena dia pergi ke diskotik dan menghambur-hamburkan uangnya yang banyak untuk bermabok-mabokan.
            Hal tersebut sering dilakukan Bram sehingga ketiga sahabatnya mencurigainya karena Bram kelihatan sangat berbeda. Ganjar mendekati Bram dan menanyai mengapa dia begitu berbeda seperti itu. Bram curhat semua kejadian yang dia lakukan setelah dia diputuskan gadis pujaannya. Ganjar menanggapi cerita Bram dan menasihati Bram supaya jangan seperti itu lagi. Setelah dinasihati Bram, Bram mulai berubah sedikit demi sedikit, tetapi nasihat Ganjar tidak bertahan lama. Fajar dan Jaka mendekati Bram setelah tahu perilaku yang dilakukan Bram dan memarahi Bram supaya bertaubat, tetapi nasihat mereka sia-sia. Bram sudah terpengaruh oleh dunia luar, dunia brandalan yang kerjaannya hanya senang-senang saja.
            Ulangan kenaikan kelas sebentar lagi dilakukan. Bram masih saja seperti anak-anak brandalan. Ulangan kenaikan kelas berlalu. Waktunya penerimaan rapot. Seperti biasanya yang mengambil rapot adalah orang tua/wali siswa/siswi. Akan tetapi ada hal yang berbeda setelah penerimaan rapot. Orang tua Bram kelihatan tidak bahagia. Hal ini karena peringkat Bram yang menurun drastic, yang semula peringkat 3 menjadi peringkat 15. Setelah pulang dari sekolahan orang tua Bram memarahi Bram dan menyuruhnya supaya belajar lebih giat lagi dan mengurangi keluar malam.
            Bram tidak mematuhi perintah orang tuanya dan dia terus keluar malam. Bahkan Bram sampai pernah dikunci di kamar supaya belajar dan tidak keluar rumah, akan tetapi dia malah keluar lewat jendela kamarnya dan pergi. Orang tua Bram sampai tidak kuat menghadapi perilaku anaknya dan akhirnya membiarkannya.
            Setelah beberapa bulan menghambur-hamburkan uangnya, Bram akhirnya kehabisan uangnya. Bram minta uang ke orang tuanya tetapi tidak diberi. Bram terus memaksa meminta uang sampai pada saat dia meminta uang dan orang tuanya sedang di warung ada seorang kyai yang menasihati Bram supaya tidak meminta uang terus, karena orang tua kita mencari uang itu susah, tidak segampang membalikkan telapak tangan dan bila punya uang/ dikasih uang harus dipakai untuk hal-hal yang positif.
            Dari kyai itu akhirnya Bram mulai berfikir mengapa menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan yang hanya sebentar dan tidak betul juga melupakan cewe dengan cara seperti itu. Setelah berfikir seperti itu akhirnya Bram sedikit demi sedikit menghindari bermabok-mabokan dan ber dugem.
            Bram kembali bergaul dengan 3 sahabat setianya dan setelah beberapa bulan Bram kembali menjadi seperti dulu, Bram yang pintar danbahkan dia sekarang mendapatkan peringkat 1 dikelas.

THE END
Karya : Anditya Rizka Pamungkas